Mengenal Omar Abidin Gilang, Dosen IISIP Jakarta Usai Purna Tugas

Potret Drs. Omar Abidin Gilang, M.S. Dosen IISIP Jakarta yang purna tugas sejak Februari 2025 lalu. Foto: IISIP Jakarta

Tas hitam dari kulit buaya

Selamat pagi

Berkata bapak Umar Bakri

Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali

Tas hitam dari kulit buaya

Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti

Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu

Siapa yang tidak tahu dengan lirik lagu yang berjudul “Guru Oemar Bakri” Karya ciptaan musisi legendaris asal Indonesia yakni Iwan Fals. Lagu ini menceritakan tentang seorang Guru yang sederhana dan memiliki jiwa yang membara untuk mengabdikan dirinya demi mencerdaskan generasi bangsa. Mendengar lagu ini teringat dengan dosen yang belum lama telah purna tugas dari Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, yaitu Drs. Omar Abidin Gilang, M.S.

Omar Abidin Gilang merupakan salah satu Dosen IISIP Jakarta Konsentrasi Ilmu Jurnalistik yang beberapa waktu lalu telah purna tugas. Omar telah mengajar sebagai Dosen di IISIP Jakarta sejak 1987. Pada awal bertugas di IISIP Jakarta, ia menjabat sebagai asisten dosen selama tiga semester. Lalu, pada semester keempat, ia diangkat sebagai dosen di Kampus Tercinta. Selama 38 tahun Omar telah mengabdi di institusi pendidikan ini hingga akhir masa tugasnya, tepatnya pada 28 Februari 2025, dirinya purna tugas.

Baca Juga:

“Wajah Baru Pembantu Rektor IISIP Jakarta”

https://iisip.ac.id/index.php/2025/05/16/wajah-baru-pembantu-rektor-iisip-jakarta/

Menurut Omar, mengajar menjadi hal yang menyenangkan. Dirinya dapat menemukan pengetahuan serta hal-hal baru yang bisa ia petik. Karena itu, sebagai dosen tentunya tidak cukup hanya menyampaikan apa yang mereka ketahui, tetapi bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki ini sampai diterima, pahami, kemudian bermanfaat oleh mahasiswa.

“Jadi pengalaman menyenangkan adalah ketika mahasiswa belajar, kita belajar, kita bertukar pikiran tidak hanya di kelas tetapi juga di luar ruang-ruang kelas,” tutur Omar saat diwawancarai.

Selama menjadi dosen di Kampus Tercinta, Omar aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia Jurnalistik. Dirinya juga sempat masuk ke dalam kelompok-kelompok diskusi dan menjadi nilai yang berguna bagi dirinya. Sebab, praktik-praktik yang telah ia temukan selama dilapangan akan digabungkan dengan ilmu pengetahuan di dalam kelas. Hal ini bisa menjadi sebuah bahan kajian ataupun topik diskusi, sehingga ilmu-ilmu tersebut akan disampaikan kepada mahasiswa agar bermanfaat bagi mereka.

Baca Juga:

“Sukses: Dua Dosen IISIP Jakarta Terima Program Pendanaan Penelitian”

https://iisip.ac.id/index.php/2025/05/26/sukses-dua-dosen-iisip-jakarta-terima-program-pendanaan-penelitian-2025/

Omar juga menjelaskan, usai tidak lagi mengajar dari IISIP Jakarta, kini dirinya banyak menikmati dan menghabiskan waktu bersama keluarga maupun kehidupan sosialnya. Menurutnya, hal inilah yang dapat dilakukan olehnya dalam menjalani perubahan ritme kehidupan.

“Dulu saya bekerja untuk orang lain dan sekarang ini saya bekerja untuk diri sendiri. Dulu saya tidak pernah berfikir tentang kegagalan karena itu adalah rutinitas, tetapi sekarang saya akan menghadapi itu semua. Jadi, pensiun itu jangan diartikan sebagai berhenti dari semua kegiatan. Pensiun adalah segala kesempatan, pensiun bukan hanya berhenti, akan tetapi hanya berganti ritme dan menikmati kehidupan dengan cara yang berbeda,” jelasnya.

Meski demikian, Omar berharap bahwa Kampus Tercinta IISIP Jakarta harus bisa berkembang lebih jauh. Rencana-rencana yang telah disusun dapat memajukan nama baik kampus untuk menuju skala internasional. (Muhamad Farhan).