Potret Irmawan Effendi, S.Sos, M.Si, penerima Program Pendanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2025. Foto: IISIP Jakarta
JAKARTA, IISIP – Dua Dosen Ilmu Hubungan Internasional Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, dinyatakan lolos dalam mengikuti program Pendanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek), Sabtu (24/5/2025).
Berdasarkan keputusan Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Nomor 0419/C3/DT.05.00/2025, dua Dosen IISIP Jakarta yakni Irmawan Effendi, S.Sos, M.Si dan Irmawati, MA dinyatakan lolos seleksi.
Baca Juga:
“IISIP Jakarta dan SPI Sepakat Perpanjang Kerja Sama”
https://iisip.ac.id/index.php/2024/05/23/hi-iisip-jakarta-dan-spi-sepakat-perpanjang-kerja-sama/
Selaku penerima pendanaan dan ketua tim peneliti, Irmawan Effendi menjelaskan dirinya bersama Irmawati dinyatakan lolos untuk melakukan penelitian di Sukabumi, Jawa Barat. Riset ini merupakan skema Penelitian Dosen Pemula (PDP) dan nantinya akan berlangsung selama satu tahun ke depan.
“Sementara, jangka waktu penelitiannya adalah satu tahun ke depan. Jadi, penelitiannya belum berlangsung hanya dipastikan saja sudah menjadi penerima pendanaannya,” jelas Irmawan, Sabtu (24/5/2025).
Potret Irmawati, MA, penerima Program Pendanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2025. Foto: IISIP Jakarta
Adapun, penelitian yang akan dilakukan Irmawan dan Irmawati dengan judul “Analisis Ekonomi Politik dan Keamanan Manusia Migran Paksa: Studi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Paksa Masyarakat Pesisir Sukabumi” tersebut, menurutnya hal ini dapat dikaji secara ilmiah dalam perspektif Ilmu Hubungan Internasional untuk mengetahui dampak perubahan iklim yg terjadi di wilayah pesisir Sukabumi dengan fenomena migrasi paksa yang terjadi di masyarakat.
Baca Juga:
“Mahasiswa IISIP Jakarta Wakili Indonesia di Outstanding Youth For The World 2022”
Melihat dari laporan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pada 2024, migrasi paksa ini terjadi karena pilihan masyarakat sebagai nelayan yang sebelumnya adalaha profesi utama saat ini tidak lagi memberikan hasil. Hal ini dikarenakan berkurangnya tangkapan dan kendala lain.
Irmawan juga berharap, proses pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Tidak hanya itu saja, adanya pencapaian pendanaan penelitian dalam kompetisi nasional tersebut juga dapat menjadi nilai yang berharga bagi IISIP Jakarta.
“Harapan setelah terbitnya pengumuman ini yaitu penelitian dapat berjalan lancar dan menjadi penyemangat untuk terus melakukan tridharma pendidikan tinggi. Selain itu, keberhasilan ini menandakan bahwa IISIP Jakarta memiliki semangat kompetisi serta pembuktian daya saing serta kualitas IISIP Jakarta di tingkat nasional,” ucapnya. (Muhamad Farhan)