Risma Mutia Andini yang pernah berkecimpung di organisasi kampus, kini kembali aktif memainkan perannya sebagai alumni IISIP Jakarta diorganisasi lain. (Foto: Risma Mutia Andini)
JAKARTA, IISIP – Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk unggul dalam akademik, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan, salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengikuti organisasi. Wadah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan potensi diri, memperluas jaringan, dan menambah pengalaman di luar perkuliahan.
Mengembangkan potensial dengan cara bergabung di sebuah organisasi, tidak hanya terdapat di kampus saja, melainkan banyak cara yang bisa diperoleh dari luar kampus. Sebagai contoh salah satu alumni IISIP Jakarta Risma Mutia Andini, ia merupakan mahasiswa lulusan Kampus Tercinta dari Konsentrasi Ilmu Jurnalistik, yang telah menyelesaikan masa studinya dalam kurun 3,5 tahun. Semasa berkuliah, Risma juga menjadi mahasiswa yang aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan organisasi di kampus, mulai dari Himpunan Mahasiswa (HIMA) maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Setelah lulus dari Kampus Tercinta, Risma pun tidak menutup kemungkinan untuk bisa berperan aktif dalam bergabung ke sebuah organisasi. Tetapi, dirinya juga akan terus berusaha untuk melanjutkan perannya sebagai Sarjana profesional agar bisa memberikan wawasan yang bermanfaat.
Salah satu organisasi yang diikuti olehnya dalam beberapa waktu terakhir yakni IMpact, sebuah program monitoring dari Indonesia Mengajar yang berfokus pada inkubasi sosial dan peningkatan kapasitas kepemimpinan untuk mahasiswa. Dengan adanya program tersebut, dirinya juga mengakui bahwa ia dapat aktif kembali dalam menjalankan sebuah organisasi. Tidak hanya sekadar memberikan ilmu-ilmu yang telah didapat pada saat menjadi mahasiswa, melainkan ia juga dapat belajar demi mempertajam keterampilan untuk pengembangan karakternya.
“Sebenarnya saya ini ingin mencoba aktif kembali berorganisasi di luar kampus, karena sebelumnya kan ketika masih di kampus sering ikut organisasi, dan setelah lulus kebetulan ada program IMpact ini. Akhirnya ya di coba lah untuk bergabung”, kata Risma.
“Ini bahkan sebaliknya, tidak hanya saya yang dapat memberikan ilmu-ilmu kepada teman-teman. Akan tetapi di sini saya juga dapat belajar dari program mentoring ini, karena selama kuliah memang saya sendiri sangat membutuhkan seorang mentor untuk bisa memberikan arahan ketika saya berada di puncak kebingungan. Beberapa kali memang saya sering mengikuti program mentoring seperti hal serupa, makanya ketika saya ikut bergabung di Impact ini merasa cocok juga, tidak hanya memberikan ilmu kepada teman-teman, tetapi saya pun juga mendapatkan pelajaran dari organisasi ini”, sambungnya.
Pada 24 Februari 2025 kemarin, IMpact telah mengadakan sebuah acara diskusi publik di SLBN 9 Jakarta, untuk mengupas permasalahan hoax yang belum diketahui oleh siswa-siswi di sekolah tersebut. Sebagai lulusan Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta, tentunya Risma tidak hanya berpeluk lutut, melainkan ia juga harus bisa terjun untuk memberikan pengalamannya yang sangat dibutuhkan para murid SLBN 9 Jakarta, terutama dalam menyikapi permasalahan hoax yang kerap kali banyak dijumpai di Indonesia melalui media sosial.
“Program IMpact ini berjalan setelah Pemilihan Kepala Daerah 2024 (Pilkada), dari adanya hal ini kita mulai berkaca dan membuat sebuah ide untuk mengadakan kegiatan. Dari saya sendiri kebetulan muncul sebuah gagasan yang memang saya mengetahui bahwa anak-anak seperti ini sangat membutuhkan untuk melawan permasalahan hoax, bahkan mereka juga harus dibina dalam menyaring sebuah informasi yang belum tentu faktanya terjadi. Pada akhirnya kita mulai berdiskusi untuk membahas semua persoalan ini, dan ide yang saya usungkan menjadi salah satu kesepakatan untuk bisa menjalankan kegiatan yang telah terlaksana”, jelasnya.
Diskusi publik ini juga menjadi kali pertama yang berhasil sukses Risma lakukan bersama timnya di sebuah organisasi tersebut. Sebanyak 30 murid yang hadir untuk mendengarkan pejelasan yang diberikan pembicara, semuanya dapat diterima dengan baik, sehingga para siswa-siswi memahami inti dari masalah penyebaran hoax di media sosial.
“Yang tadinya anak-anak tidak mengetahui mengenai hal ini, pada saat dipaparkan penjelasan terkait topik tersebut, hasilnya jauh berbanding berbeda. Mereka jadi paham bagaimana cara beretika di media sosial, mereka juga bisa menyaring informasi yang memang benar-benar didapat langsung dari sumbernya”, ujar Risma.
Lebih lanjut, Risma pun berharap kepada seluruh mahasiswa IISIP Jakarta untuk bisa aktif dalam menjalin sebuah organisasi baik itu di lingkungan kampus maupun di luar. Sebab, menurutnya hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengengembangkan skill mereka di berbagai jenis bidang.(Muhamad Farhan)