Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta menyelenggarakan Sharing Session bertajuk “Mobile Journalism: Revolusi Jurnalisme Modern,” Senin (16/12/2024). Acara Sharing Session ini merupakan kerjasama IISIP Jakarta dengan Alumni LA32.
Acara ini mengundang pembicara Wawan Isab Rubiyanto, alumni IISIP Jakarta angkatan 1993 dan Eksekutif Produser Multimedia Liputan6.com. Moderator dalam acara Sharing Session, yaitu Rohmadtika Dita, S.Sos, M.Si., dosen Ilmu Komunikasi dan Ketua Konsentrasi Ilmu Jurnalistik IISIP Jakarta.
Menariknya, tema Sharing Session kali ini membahas mengenai mobile journalism yang kerap kali disingkat dengan istilah Mojo. Wawan menjelaskan, pertumbuhan teknologi dan internet telah mengubah jurnalisme dengan sistem penyebaran informasi yang cepat dan massif. Cara masyarakat mengonsumsi berita dan informasi telah berevolusi karena kemudahan yang diberikan dari perangkat mobile seperti smartphone, tablet, dan perangkat lainnya.
Wawan kembali menjelaskan, jurnalisme menjadi semakin terintegrasi dengan produksi dan distribusi berita seluler dan konsumsi berita seluler ini telah mendapatkan tempat yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari.
Mobile journalist (Mojos) mengandalkan perangkat mobile, terutama smartphone dalam pekerjaan jurnalismenya. Mojos mampu melakukan peliputan berita dengan efisien tanpa harus mengandalkan peralatan berat atau rumit untuk dibawa. Mobile journalism telah mengubah cara kerja jurnalis dalam melaporkan berita, yaitu menjadi lebih mudah, murah, cepat, dan instan. Bentuk narasi digital mencakup produksi, penyuntingan, dan publikasi berita lengkap dengan menggunakan smartphone. Mobile journalism memberikan peluang besar bagi jurnalis dan masyarakat untuk menciptakan konten berita dalam berbagai genre, format, dan platform, ujar Wawan.
Pada akhir materi, Wawan berpesan, walaupun mobile journalism memberikan kemudahan dalam proses peliputan. Para jurnalis juga memiliki tantangan tersendiri, yaitu faktor kecepatan berita wajib dijaga kualitasnya dengan tetap menjaga akurasi dan keberimbangan, adanya keterbatasan teknologi dan konektivitas, dan yang paling utama adalah jurnalis harus berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik. (NTA)