Jalin Kerja Sama, Puluhan Mahasiswa Serta Dosen IISIP Jakarta Hadiri Festival CIFP di The Kasablanka Hall

Suasana pada saat pelaksanaan festival CIFP yang dilakukan di The Kasablanka Hall. (Foto: ist)

JAKARTA, IISIP Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar festival Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) dengan mengusung tema “Can Middle Powers Calm the Storm and Fix the World?” di The Kasablanka Hall, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024). Dari adanya kegiatan ini, puluhan mahasiswa serta Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta turut menghadiri acara tersebut sebagai bentuk kerja sama dengan FPCI.

CIFP merupakan festival diplomasi yang bertujuan menjadi ajang pertemuan antara institusi pemerintah, korps diplomatik, think tank, diaspora, korporasi swasta, komunitas bisnis, jurnalis, akademisi, mahasiswa dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat di bidang Hubungan Internasional (HI).

Acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB, dengan mengundang Ketua dan Pendiri FPCI Dino Patti Djalal serta Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono selaku pembicara pada pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya Dino menerangkan alasan dari diambilnya tema pada kegiatan ini. Sebab, hal tersebut dirasa sangat relevan dengan situasi untuk saat ini, dari meningkatnya ketegangan dan persaingan geopolitik AS-Cina serta stagnasi sistem dunia.

Dino juga menjelaskan, bahwa negara Indonesia sebagai middle power cenderung menerapkan strategi diplomasi yang kooperatif dan membangun koalisi. Kemudian menurutnya, hal ini menjadi penting untuk meningkatkan pemahaman politik luar negeri dikalangan generasi muda di Indonesia.

“Indonesia yang tergolong sebagai middle power states harus mengimplementasikan strategi diplomasi yang tidaknya membangun koalisi, tetapi juga harus kooperatif dan solutif. Selain itu, perlunya untuk meningkatkan pemahaman kepada generasi muda di Indonesia terhadap politik luar negeri agar dapat membantu Indonesia untuk menjadi a pivotal middle power with dynamic alignments”, jelas Dino.

Sementara, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono juga menuturkan, terkait haluan politik luar negeri, Indonesia di bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tidak akan berubah, secara tradisional dan konsitutional telah dijalankan yakni tidak berpihak pada blok militer manapun.

“Indonesia akan berperan aktif di level internasional meskipun di tengah ketidakstabilan global akibat dari konflik diantara negara superpower, krisis energi dan iklim”, tuturnya.

Mahasiswa serta Dosen IISIP Jakarta turut menghadiri festival CIFP yang di selenggarakan oleh FPCI di The Kasablanka Hall. (Foto: ist).

Lebih lanjut, IISIP Jakarta sendiri juga telah menjadi salah satu Institusi pendidikan yang menjalin kerja sama dengan FPCI dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebab, hal ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa IISIP Jakarta, terutama berkaitan dengan isu-isu tentang HI di Indonesia.

Tidak hanya itu saja, dari adanya kegiatan ini juga membuat mahasiswa dapat berkembang dan berjejaring dengan institusi lainnya.

Menariknya, dari pelaksanaan kegiatan ini juga turut diikuti oleh sejumlah mahasiswa dan Dosen yang tidak hanya dari IISIP Jakarta saja, melainkan dari berbagai universitas di Indonesia juga hadir untuk mengikuti rangkaian acara tersebut. (Muhamad Farhan)