Konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat dan Ilmu Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi – IISIP Jakarta mengadakan seminar yang diselenggarakan pada hari Selasa, 4 Juni 2024 di Ruang AVA, IISIP Jakarta.
‘Seminar ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) antara IISIP Jakarta dengan Spora Comm. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut di bidang lain seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,’ kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta, Dra. Nurlina Bangun, M.Si dalam sambutannya.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat – Zahra Natty Fakhrana, S.I.Kom., M.I.Kom. sebagai Moderator, Ketua Konsentrasi Ilmu Manajemen Komunikasi – Drs. Syafril Tahar, M.Si. dan dosen serta mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta.
Dra. Rahayu Maryati, M.Si selaku Dosen Komunikasi Dalam Krisis dan Teguh Usis sebagai Public Relations Expert Spora Comm berkolaborasi sebagai narasumber dalam pemaparan materi bertema “Crisis Communication and Corporate Image”.
Kolaborasi antara akademisi dan praktisi inilah yang membuat seminar ini menarik karena mahasiswa bisa mengerti secara teori apa yang dimaksud dengan krisis, strategi-strategi yang digunakan untuk menangani krisis, serta bagaimana krisis tersebut bisa berdampak terhadap citra perusahaan atau organisasi.
Selain itu, mahasiswa dapat memahami keadaan secara nyata menangani sebuah krisis. Teguh menceritakan kasus-kasus krisis kliennya yang selama ini ditangani. Teguh juga mengajak mahasiswa untuk mencoba menganalisis kasus berita yang ditayangkan di seminar kemarin, sehingga mahasiswa menjadi paham langkah-langkah untuk menangani sebuah krisis.
Menurut Rahayu krisis disebabkan akibat dari adanya suatu proses komunikasi. Krisis diawali dari sebuah issue yang tidak dikelola dengan baik, sehingga mempengaruhi persepsi publik dan berdampak pada citra Perusahaan.
Ada beberapa cara untuk mengelola sebuah krisis: 1) Pemilihan platform media; 2) Adanya tim Manajemen Krisis; 3) Tidak boleh panik!; 4) Harus mementingkan kepentingan pubik; 5) Dibentuk Crisis Centre; 6) Banyak saluran komunikasi yang dibuka; 7) Tidak menyalahkan pihak lain.