Konsentrasi Ilmu Jurnalistik IISIP Jakarta menyelenggarakan webinar dengan topik “Jurnalisme Visual dan Praktik Kerja Wartawan di Era Digital.” Webinar tersebut mengundang narasumber, Drs. Teguh Tjatur Pramono, M.M. (Dosen Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta) memberikan materi dengan topik “Praktik Kerja Wartawan di Era Digital.” Narasumber kedua, Eddy Hasby (Visual Jurnalis Kompas.id) memberikan materi dengan topik “Jurnalisme Visual di Era Digital.”
Pada pembuka webinar, Drs. Teguh Tjatur Pramono, M.M. menjelaskan bahwa digitalisasi memungkinkan informasi dapat dikonversi dari media massa analog ke dalam bentuk digital dan disajikan dalam satu wadah yang sama.
Ia menambahkan jika konvergensi media menjadi suatu keniscayaan agar tetap dapat bertahan. Teknologi komunikasi dengan menggunakan jaringan internet dapat menyebarkan informasi tersebut dengan lebih cepat dan jangkauan yang lebih luas. Perubahan jurnalisme di era digital tampak pada karakteristiknya yaitu lebih cepat dalam pengolahan berita dan pendistribusian kepada khalayak. Selain itu, juga dapat dipercaya melalui verifikasi pada Dewan Pers yang bertindak sebagai media siber yang resmi. Kondisi tersebut menyebabkan jurnalisme mengalami transformasi melalui konsep konvergensi media berbasis internet. Media digital menjadikan jurnalisme mengalami transformasi, baik pada tataran konten, cara kerja wartawan, struktur ruang redaksi dan industri berita.
“Secara teknis, konvergensi media (digitalisasi konten) telah merubah cara kerja para pekerja media, termasuk jurnalis dan tim redaksinya. Kecepatan kerja dalam memproduksi karya jurnalistik (berita) menjadi sebuah kebutuhan. Bekerja secara profesional adalah suatu keharusan, sehingga memungkinkan berproduktivitas untuk beberapa platform” ujar Drs. Teguh Tjatur Pramono, M.M
Pembicara kedua, Eddy Hasby memaparkan tentang penyajian informasi saat ini yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu dengan format multimedia. Oleh karena itu, jurnalis dapat menyajikan sebuah cerita atau stroytelling yang utuh.
“Ketika di era media konvensional, elemen media seperti video atau suara didistribusikan secara terpisah melalui radio, televisi, dan cetak saja. Berbeda ketika di era digital ini. Pada fase ini, semua konten dapat dikonversi ke dalam format digital sehingga pendistribusiannya dapat dilakukan dalam satu kesatuan konten. Lebih lanjut, penyajian konten ini perlu memperhatikan platform yang digunakan oleh jurnalis. Perlu diingat juga bahwa setiap platform atau media memiliki keunikannya dan nilai tambah masing-masing. Pengetahuan tentang semua ini tentunya dapat membantu seorang jurnalis untuk menyajikan informasi dengan lebih baik. Yang perlu diperhatikan juga adalah aspek interaktivitas dari konten multimedia yang menjadi ciri khasnya,” ujar Eddy Hasby.
Eddy menambahkan bahwa multimedia yang interaktif adalah ketika pembaca dapat berinteraksi dengan konten yang diberikan. Pengguna dapat mengakses, menonton, mendengarkan, dan membaca informasi dengan mudah serta berpotensi untuk menghadirkan interaksi dan diskusi antara jurnalis dan pengguna secara langsung. Media online memiliki fitur dimana pengguna bisa mengomentari karya jurnalistiknya. Tentunya ini memungkinkan para jurnalis untuk mengevaluasi informasi dari feedback yang ada serta berinteraksi.
Webinar Jurnalistik ini memberikan pemahaman, pengetahuan, dan wawasan mahasiswa mengenai jurnalisitik visual dan praktik kerja wartawan di era digital. Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan besar dalam industri media massa. Hal ini menyebabkan media massa harus mengikuti perkembangan zaman dengan merubah teks-teks ke dalam bentuk digital. Begitu pula dengan fotografi dan videografi. Jurnalis visual harus mengikuti perkembangan tersebut dan harus mengembangkan kemampuan praktisnya agar menguasai semua teks seperti foto, video, narasi, serta harus juga menguasai editing.