
Suasana pelaksanaan kompetisi debat yang digelar oleh BEM IISIP Jakarta di ruang AVA-B IISIP Jakarta pada Jumat, (5/12/2025). Foto: Muhamad Farhan
JAKARTA, IISIP – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP Jakarta) mengadakan Lomba Debat IISIP Jakarta 2025 pada Jumat, (5/12/2025). Kompetisi yang digelar di ruang AVA-B IISIP Jakarta ini mengangkat tema “Menakar Dampak Efek Rumah Kaca Terhadap Kenaikan Air Laut”, sebagai upaya mendorong kepekaan mahasiswa terhadap isu lingkungan.
Baca Juga:
“Segera Daftar: BEM IISIP Jakarta Adakan Lomba Debat dan Menangkan Hadiahnya”
https://share.google/qcrLK6DAcSwheuFMJ
Lomba Debat IISIP Jakarta 2025 dibuka untuk seluruh konsentrasi/program studi di Kampus Tercinta. Namun setelah melalui proses verifikasi, hanya tiga program studi yang dinyatakan lolos dan berhak mengikuti putaran debat, diantaranya terdapat Ilmu Politik, Kesejahteraan Sosial, dan Hubungan Internasional.
Kompetisi yang digelar BEM IISIP Jakarta, juga dilakukan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun IISIP Jakarta yang ke-72.
Mengenai pemilihan tema lingkungan, Ketua BEM IISIP Jakarta Wilco Melvin Junior Colling menjelaskan, pengambilan dan penetapan pokok bahasan tersebut dapat menjadi fokus utama pada kompetisi tahun ini. Sebab, menurut Wilco topik lingkungan sangat relevan jika dikaitkan kondisi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia.
“Tema yang kita angkat ini mengenai lingkungan ya. Kenapa kita memilih tema ini meskipun sudah banyak sekali yang membahasnya, karena dari kasus yang terjadi saat ini seperti di Aceh, Sumatra Utara, dan Barat semuanya berdampak terhadap lingkungan,” jelasnya.
Wilco juga mengungkapkan dari adanya kompetisi debat, antusiasme mahasiswa sangat tinggi sejak pendaftaran dibuka. “Untuk antusias saya rasa cukup signifikan ya, karena dari awal ketika kita buka pendaftaran lomba, banyak sekali mahasiswa yang ikut dan didorong dengan dukungan dari Ketua konsentrasi/program studi masing-masing jurusan, hingga pada akhirnya terwujudlah kompetisi ini dengan beberapa pertimbangan dan tahapan,” ungkap Wilco.
Tahapan seleksi peserta juga dilakukan secara ketat. Sebelum memasuki sesi debat, setiap jurusan diwajibkan mengirimkan tulisan terkait topik yang akan diperdebatkan, tulisan tersebut menjadi dasar penilaian awal untuk menentukan kelayakan peserta.
“Seperti yang saya katakan, terdapat beberapa pertimbangan dan tahapan mengenai penilaian. Jadi, sebelum mereka melakukan debat, masing-masing perwakilan jurusan itu mengirimkan tulisan mengenai topik pembahasan yang akan mereka debatkan, dari seluruh jurusan yang ada di IISIP Jakarta, hanya tiga yang lolos untuk ikut ke tahapan berikutnya yaitu sesi debat,” tutur Wilco.

Inilah susunan juri dalam kompetisi debat yang digelar BEM IISIP Jakarta, juri-juri ini merupakan Dosen IISIP Jakarta yang dipilih sesuai ilmu di bidangnya. Foto: Muhamad Farhan
Sementara untuk sistem penilaianya mencakup relevansi isu yang dibahas, kekuatan ide, dan kemampuan mengembangkan argumen ilmiah. Tidak hanya itu, kehadiran juri juga memiliki peran penting dalam menentukan hasil akhir.
“Penilaian ini juga kita lakukan secara objektif, karena kita mengundang dosen IISIP Jakarta yang berkompeten di bidangnya untuk menjadi juri perlombaan,” tambahnya.
Tidak hanya berhenti pada kompetisi, BEM IISIP Jakarta telah merancang langkah lanjutan guna memaksimalkan output lomba debat ini.
“Kompetisi ini juga tidak hanya terhenti di sini saja, kami berencana ke depannya akan mengimplementasikan ide-ide dari para pemenang. Jadi nanti konsepnya, ide yang mereka buat dapat dijadikan output nyata yang akan direalisasikan ke masyarakat,” kata Wilco.
Melalui perlombaan tersebut, BEM IISIP Jakarta berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah mahasiswa dalam mengembangkan pola pikir kritis serta memberikan kontribusi bagi lingkungan dan masyarakat. (Muhamad Farhan)








