
Potret Kevin Dwiputra Kosasih mahasiswa IISIP Jakarta raih IPK sempurna saat awal masuk perkuliahan di Kampus Tercinta. Foto: Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta
JAKARTA, IISIP – Keberhasilan mencatatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna di awal perkuliahan, menjadi tantangan bagi banyak mahasiswa untuk meraih pencapaian tersebut. Namun hal ini dapat dirasakan oleh Kevin Dwiputra Kosasih, salah satu mahasiswa Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP Jakarta).
Baca Juga:
“Bukan Kaleng-kaleng, Atlet Arung Jeram Asal IISIP Jakarta Kembali Juara di Kejurprov 2025”
https://share.google/xuaPYJPzdROFXyvvC
Memasuki awal semester, Kevin meraih IPK 4.00. Sebuah capaian yang tidak hanya membanggakan dirinya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain.
Menurut Kevin, kunci utama keberhasilannya bukanlah sekadar belajar keras, tetapi juga muncul dari rasa ketertarikan yang kuat terhadap mata kuliah yang ia jalani. “Karena memang pada saat itu, kebetulan saya suka sama mata kuliahnya, itu yang membuat saya termotivasi. Jadi menurut saya harus bisa suka dulu atau minimal ada rasa penasaran,” ungkap Kevin saat diwawancarai.
Kesukaannya pada berbagai materi kuliah tersebut membuat Kevin memiliki pendekatan belajar yang konsisten, ia mengaku tidak menerapkan metode belajar yang rumit. Melainkan, kedisiplinan sederhana menjadi salah satu kunci bagi Kevin.
“Strateginya sih simpel saja, jadi setiap kali Dosen jelasin materi saya suka nyatet, jadi lebih mudah untuk diingat. Kemudian kalau soal tugas, sebisa mungkin harus dicicil dan absensi tuh paling penting, jangan sampai mati,” tuturnya.
Baca Juga:
“Sosok Zulfah Mahasiswi IISIP Jakarta Jadi Atlet Arung Jeram DKI Jakarta”
https://share.google/5zFArC2YSDB2YwXkF
Tidak hanya fokus pada akademik, Kevin juga aktif berorganisasi di lingkungan Kampus Tercinta, aktivitas tersebut tidak lantas mengganggu konsentrasinya dalam menyelesaikan tugas kuliah. Menurutnya, manajemen waktu yang baik dapat menjadi kunci dalam menyelesaikan tugas secepat mungkin.
“Caranya, saya selalu mengerjakan terlebih dahulu tugas-tugasnya. Kalau memang bisa segera diselesaikan ya harus selesai gitu, atau kadang saya juga barengin sambil melakukan kegiatan di organisasi,” ujarnya.
Kevin juga menekankan pentingnya peran Dosen dalam proses belajar. Ia menilai lingkungan akademik yang mendukung dapat meningkatkan motivasi mahasiswa.
“Peran Dosen besar banget menurut saya. Karena seorang Dosen harus bisa membuat mahasiswanya tertarik atau semangat dalam memahami materi yang disampaikan. Jadi, kalau ada tugas itu bukan sekadar tugas, tapi bisa bermanfaat buat portofolio atau bekal skill di dunia kerja,” tutupnya.
Kisah Kevin menjadi gambaran bahwa prestasi tidak selalu lahir dari ambisi besar, tetapi dapat dimulai dari hal sederhana seperti rasa suka, penasaran, serta kemauan untuk konsisten. Semangat inilah yang diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa IISIP Jakarta untuk terus berprestasi. (Muhamad Farhan)







