Mahasiswa IISIP Jelajahi Bantargebang untuk Karya Jurnalistik

Potret penelusuran dua mahasiswa IISIP Jakarta pada saat ke TPA Bantargebang, Bekasi. Foto: Ani Ratnasari

JAKARTA, IISIP – Dua mahasiswa Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP Jakarta) Kevin Dwiputra Kosasih dan Ani Ratnasari, menjelajahi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi. Kedatangan mereka ke lokasi tersebut, guna memenuhi penilaian tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata kuliah Jurnalistik Multimedia, dengan menghasilkan sebuah karya audio visual. 

Baca Juga:

“Kreativitas Mahasiswi IISIP Jakarta, Ciptakan Karya Gambar di Mata Kuliah BSTV”

https://share.google/BdyWBgNbzVV7JVFas

Menurut Kevin, tugas UTS yang dilakukan secara berkelompok ini mahasiswa diberikan tantangan untuk menghasilkan sebuah karya berupa audio slideshow dengan tema “Kemiskinan Ekstrem Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia”. Adanya penugasan tersebut, sehingga Kevin  berinisiasi untuk menelusuri TPA Bantargebang.

Berawal dari rasa ingin tahunya yang tinggi untuk pergi ke bukit sampah setinggi 40-50 meter, Kevin mengaku visual yang dirinya lihat sangat menarik empati untuk dijadikan sebagai karya audio slideshow melalui mata kuliah Jurnalistik Multimedia, mulai dari mengangkat kehidupan yang jauh dari kata layak, hingga perekonomian dibawah rata-rata. “Jujur sih saya ketika memilih tempat itu, karena sering mendengar dari teman sampai sosial media mengenai pembuangan sampah Bantargebang, Bekasi. Jadi timbul rasa penasaran mengenai kehidupan di sana,” kata Kevin.

“Walaupun ada beberapa pendapat di masyarakat, tapi setelah saya dengar dari warga-warga secara langsung, ya cukup kesulitan dengan keadaan ekonomi seperti sekarang,” tambahnya.

Sementara menurut Ani Ratnasari yang satu kelompok dengan Kevin juga menjelaskan, bahwa sejumlah masyarakat yang mereka temukan tidak sepenuhnya penduduk asli, melainkan warga-warga yang terdapat di lokasi tersebut datang sebagai perantau.

“karena di lokasi yang aku datangi ini, seperti di gang gitu ternyata perantau semua, kebanyakan perantau dari karawang, kalau di tanya kenapa ke sana, mereka jawabannya karena di karawang jadi petani dan masa paceklik jadi ngernatau di sana,” jelas Ani.

Berdasarkan hasil penyelidikannya, hal ini menjadi pengalaman berharga bagi Kevin dan Ani. Tidak hanya fokus pada proses produksi karyanya, melainkan nilai-nilai sosial hingga rasa kemanusiannya ikut tumbuh usai memasuki kawasan tersebut. 

Mata kuliah ini juga menekankan pentingnya etika jurnalistik di ranah digital. Mahasiswa diajarkan untuk tetap menjaga prinsip keakuratan, objektivitas, dan tanggung jawab sosial, meskipun berita disajikan dalam bentuk visual atau audiovisual. Pendekatan tersebut membuat mahasiswa IISIP Jakarta tidak hanya kreatif dalam berkarya, tetapi juga profesional dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. (Muhamad Farhan)