Dosen IISIP Jakarta Tekankan Peran Media Sosial Bangun Solidaritas Palestina di Webinar Diplomasi

Suasana pelaksanaan Diplomacy Talk Webinar Series yang digelar Lensa Diplomasi, Kamis (2/10/2025). Foto: Muhamad Farhan

JAKARTA, IISIP – Rachmayani, S.Sos, M.Si. Dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Hubungan Internasional Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP Jakarta) berkontribusi sebagai pembicara dalam kegiatan Diplomacy Talk Webinar Series yang digagas Lensa Diplomasi dengan tema “Diplomasi Indonesia dan Solidaritas Global: Membaca Konflik Palestina-Israel Pasca Serangan Qatar hingga Gelombang Pengakuan Palestina di Sidang Umum PBB”, Kamis (2/10/2025). 

Baca Juga: 

“IISIP Jakarta Berkontribusi dalam Diplomacy Talk Webinar Series Bersama Lensa Diplomasi”

https://share.google/zyArbxmyJWnKHG5UE

Diplomacy Talk Webinar Series merupakan sebuah wadah diskusi umum guna membahas konflik yang terjadi pada negara Palestina-Israel setelah serangan Qatar yang menimbulkan banyak pihak terlibat. Topik ini juga dinilai penting sebagai bahan perbincangan karena selain menjadi ruang intelektual, kasus tersebut juga memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman publik terkait dinamika hubungan internasional yang tengah terjadi.

Selama acara berlangsung, Rachmayani juga memberikan materi kepada peserta webinar mengenai peran media sosial dalam membangun Palestina. Menurutnya, paparan ini menjadi salah satu teknis bagaimana media sosial dapat berperan membangun solidaritas masyarakat global, untuk mengadvokasi dan memperjuangkan isu Palestina.

“Jadi perang atau penjajahan terhadap Palestina-Israel itu tidak hanya sekadar medan militer saja, tapi hal ini juga menjadi sebuah wadah narasi. Artinya di tempat tersebut terdapat sebuah pertempuran narasi, jadi siapa yang memiliki cerita maka dialah yang punya power,” jelasnya.

Suasana pelaksanaan Diplomacy Talk Webinar Series yang digelar Lensa Diplomasi, Kamis (2/10/2025). Foto: Muhamad Farhan

Ditambah dengan kemajuan teknologi saat ini, publik dapat mengetahui informasi secara instan hanya melalui media sosial. Melalui platform tersebut, sehingga masyarakat dapat jadikan alat ini sebagai bentuk cara untuk membangun solidaritas masyarakat global, dalam mengadvokasi dan memperjuangkan isu Palestina-Israel yang berpihak kepada keadilan serta nilai-nilai kemanusiaan.

“Ketika kita sudah memahami isunya, penting untuk menyuarakan secara global posisi kita yang memihak kepada nilai-nilai kemanusiaan, dan kita menyuarakan bahwa perlakuan yang dilakukan Israel terhadap Gaza di Palestina adalah sebuah kejahatan besar yang belum pernah terjadi di masa modern ini,” ujarnya.

Saat memaparkan menterinya, Rachmayani juga menegaskan bahwa ketika melihat sebuah unggahan yang berpotensi pada peristiwa yang terjadi di Palestina, terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat global. Pertama keberpihakan untuk membela, berikutnya yakni bertindak demi kemerdekaan Palestina.

“Jangan sampai kita hanya menjadi konsumen saja ketika melihat konten-konten yang terdapat di media sosial lalu melupakan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki literasi bahwa estetisasi penderitaan itu harus membuat kita berpihak, selain berpihak langkah berikutnya kita harus bertindak, bahwa aksi kita akan memberikan sedikit advokasi untuk kemerdekaan Palestina itu sendiri,” tegasnya.

Melalui Diplomacy Talk Webinar Series, forum tersebut juga diharapkan dapat membuka penglihatan yang luas sekaligus menumbuhkan kesadaran kritis untuk berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan. Diskusi semacam ini tidak hanya menjadi ruang intelektual, melainkan wadah bersama untuk membangun solidaritas global dalam memperjuangkan keadilan bagi Palestina. (Muhamad Farhan)