Potret Yohannes Krishna Fajar Nugroho Narastradi, menerima pemberian ijazah jenjang Magisternya dari Rektor Kampus Tercinta IISIP Jakarta yakni Dr. Ir. Ilham P. Hutasuhut, M.M. Foto: Muhamad Farhan
DEPOK, IISIP – Kebahagiaan terpancar dari wajah Yohannes Krishna Fajar Nugroho Narastradi, wisudawan Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP Jakarta), yang berhasil meraih predikat cumlaude pada jenjang Pascasarjana Ilmu Komunikasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.89 dan selesai masa studinya dalam dua setengah tahun. Dirinya mengaku tidak menyangka bisa memperoleh capaian akademik tersebut.
Baca Juga:
“Wisudawati IISIP Jakarta Raih Predikat Cum Laude Dengan IPK Tertinggi di Wisuda Semester Genap 2023/2024”
https://share.google/OhCDb3rm4fDCmQT5q
“Sebenarnya tidak menyangka bisa dapat predikat cumlaude karena untuk mendapatkan nilai yang baik itu ya cuma belajar biasa saja, seperti mengerjakan tugas-tugas dan diskusi. Saya sendiri juga merasa kaget, sebelumnya belum pernah mendapatkan predikat baik ini,” ujarnya.
Yohannes juga mengungkapkan bahwa proses studinya di jenjang S2 jauh lebih menantang dibandingkan saat menempuh S1. Sebab, pada jenjang sarjana dirinya lebih banyak berfokus pada teori, maka di tingkat magister ia dituntut untuk menganalisis persoalan secara lebih mendalam.
“Tantangan terbesar tentu ada. Semisal ketika saya masih mengambil S1, itu hanya sebatas belajar saja. Sedangkan ketika mengambil jenjang S2, saya lebih merasa seperti bagaimana tanggapan saya ketika membahas suatu kasus. Jadi saya tidak bisa hanya memandang isu ini dengan satu teori komunikasi saja, tetapi harus bisa menggali lebih dalam,” jelasnya.
Sebagai bentuk motivasi, Yohannes juga memberikan pesan bagi mahasiswa yang tengah berjuang menyelesaikan studi Magister di IISIP Jakarta. Menurutnya, semangat untuk menyelesaikan pendidikan hingga jenjang lebih tinggi sangat penting, mengingat jumlah lulusan S2 di Indonesia masih tergolong sedikit.
“Untuk teman-teman yang masih berjuang mendapatkan gelar Magister, tentunya harus bisa lebih semangat lagi. Dengan kita bisa lulus dan mendapatkan gelar Magister, setidaknya jumlah masyarakat yang pendidikan akhirnya S2 bisa lebih meningkat, karena jumlah tersebut masih sedikit sekali, bahkan hanya sepersekian persen saja,” pungkasnya. (Muhamad Farhan)