BEM IISIP Jakarta Hadiri Talkshow SBMI tentang Buruh Migran Indonesia

Suasana pelaksanaan talkshow yang digelar oleh SBMI di Gedung Serbaguna Senayan, Rabu (27/8/2025). Foto: Muhammad Ibnu Maulana

JAKARTA, IISIP – Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) adakan talkshow bertajuk “Buruh di Tengah Krisis Iklim Memastikan Keberlanjutan Kerja dan Kehidupan Buruh Migran dan Dampak Migrasi Paksa” di Gedung Serbaguna Senayan, Rabu (27/8/2025). Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta.

Baca Juga:

“IISIP Jakarta Menjadi Mitra di Festival Iklim Indonesia Yang Diusung FPCI”

https://share.google/4J8683v5gmrfifRal

SBMI merupakan organisasi serikat buruh yang menghimpun, memperjuangkan, dan melindungi hak-hak pekerja migran Indonesia (PMI). Organisasi tersebut berdiri sebagai respons atas banyaknya kasus pelanggaran hak buruh migran, mulai dari perekrutan tidak transparan, penempatan ilegal, hingga perlakuan tidak manusiawi di negara tujuan kerja.

Memasuki era krisis iklim, SBMI berinisiatif membuat sebuah talkshow dengan membahas persoalan peristiwa yang sering kali terjadi kepada buruh migran Indonesia. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber, salah satunya terdapat Dosen IISIP Jakarta yakni Irmawati, M.A.

Tidak hanya Dosen IISIP Jakarta saja, perwakilan BEM IISIP Jakarta juga turut berkontribusi untuk menghadiri kegiatan tersebut. Perwakilan ini langsung dijumpai oleh divisi Kementerian Luar Negeri dari kabinet Reviva yakni Muhammad Ibnu Maulana.

Sebagai perwakilan BEM IISIP Jakarta Ibnu menjelaskan, selama kegiatan berlangsung talkshow ini tidak hanya membahas mengenai fenomena krisis iklim. Akan tetapi, SBMI juga mengedukasi kepada audiens bahwa pekerja buruh migran juga mengalami adanya perdagangan manusia yang terjadi di lautan.

“Yang kita ketahui bahwa menjadi pekerja di tengah lautan upahnya besar, namun ternyata semua itu hanya diiming-imingi saja, di sana juga ada perjualan organ tanpa pengetahuan banyak orang,” kata Ibnu saat ditemui.

Berbagai kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), juga tidak sedikit yang telah ditangani pihak SBMI. Salah satunya terdapat korban asal Jawa Tengah yang bekerja di Malaysia.

Melalui kegiatan ini, SBMI pun terus berkomitmen dalam memperjuangkan hak-hak buruh migran di tengah tantangan global, termasuk krisis iklim dan ancaman yang terjadi kepada PMI. Lebih dari itu, kehadiran akademisi serta mahasiswa IISIP Jakarta juga akan terus memperkaya diskusi, sekaligus menjadi bentuk sinergi antara dunia kampus dan gerakan masyarakat sipil dalam memastikan perlindungan serta keberlanjutan hidup pekerja migran Indonesia. (Muhamad Farhan)